Permainan Tradisional Jawa Tengah, Part 1

2 min read

Di tengah gempuran segala bentuk permainan atau game online yang menjamur dan digandrungi banyak orang khsususnya anak-anak. Permainan tradisional tentu mempunyai daya tarik dan manfaat tersendiri bagi tumbuh kembang anak. Mulai dari melatih kemampuan motorik anak, sensorik, matematik, hingga melatih interaksi sosial bagi anak-anak.

Jawa Tengah merupakan daerah dengan beragam permainan yang sederhana dan memiliki manfaat seperti apa yang sebelumnya disebutkan. Berikut ini beberapa jenis permainannya :

  1. Permainan Tradisional Cublak-cublak suweng

Mungkin banyak dari kita yang lahir sebelum tahun 2000an, cukup akrab dengan lagu cublak-cublak suweng. Namun siapa sangka, lagu cublak-cublak suweng merupakan lagu mengiringi permainan dengan nama yang sama dengan lagu tersebut.

Permainan ini biasa dilakukan oleh para anak-anak di pedesaan pulau jawa, khususnya di Jawa Tengah. Permainan yang awalnya ditentukan dengan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang berperan untuk menjadi Pak Empong. Semua tangan akan melektakkan telapak tangan dengan menghadapkanya ke atas.

READ  Roblox, Game Petualangan Multiplayer Kreatif

Kemudian satu dari mereka akan memegang biji atau kerikil dan mengopernya dari satu telapak tangan ke telapak tangan lainnya. Sembari melakukan hal tersebut secara memutar, mereka akan melantunkan lagu Cublak-cublak Suweng.

Hingga sampai pada lirik ‘sopo ngguyu ndhelikake’, ini digunakan sebagai pertanda bahawa biji atau kerikil tersebut harus disembunyikan oleh anak yang menerima kerikil atau biji tersebut di telapak tangannya.

Hingga pada akhir lagu semua anak harus menutup telapak tangannya. Dan setelah lagunya selesai tersebut, anak yang menjadi Pak Empong menebak dimana biji atau kerikil tersebut disembunyikan di antara tangan-tangan yang tertutup.

  1. Engklek

Kemudian ada permainan Engklek, permainan yang cara bermainnya menggambar garis terlebih dahulu ke media lain yang ada dibawah, bisa ke tanah, lantai, atau medai lainnya yang ada dibawah dan bisa digambara untuk bermain engklek tersebut.

Dalam permainan tradisional ini mungkin akan lebih banyak diminati oleh para perempuan, ketimbang para laki-laki.

READ  Serunya Bermain Game Tebak Kata Menantang

Cara bermainnya adalah dengan memijakan kaki ke kotak yang sudah digambar sesuai dengan tahapan kotaknya. Misal satu kotak, kita harus bediri di area tersebut dengan satu kaki, jika berada di area kotak yang berjejer dua. Maka kita harus berdiri dengan kedua kaki.

Namun sebelum melangkah atau melompak, kita harus melemparkan lempengan batu atau genteng terlebih dahulu, ke kotak yang ingin kita tuju nantinya.

Bagi pemain yang sudah menyelesaikan satu putaran, boleh memilih kotak manapun untuk dijadikan sebagai miliknya. Dan teman main yang lainnya tidak diperbolehkan untuk menginjakan kaki ke kotak yang dimilikinya. Sebaliknya teman yang memiliki kotak tersebut diperbolehkan menginjak dengan kedua kakinya.

Aturan pemenang permainan ini ditentukan oleh seberapa banyak petakan yang diperoleh, oleh pemain tersebut.

  1. Conklak

Permainan tradisonal dari Jawa Tengah yang lainhya yaitiu, congklak. Namun yang perlu juga kita ketahui permainan ini dibeberapa daerah dikenal dengan nama yang berbeda-beda.

READ  Permainan Tradisional Indonesia Agar Tetap di Jaga

Dalam cara bermainnya, permainan tradisional ini membutuhkan kerang atau kerikil kecil juga bisa yang nantinya akan digunakan sebagai biji congklak.

Permainan ini dilakukan oleh dua orang saja menggunakan papan congkak. Biji yang dibutuhkan dalam permainan ini berjumlah 49 butir untuk masing-masing orangnya .

Papan congklak yang khas dari Jawa Tengah biasanya berbahan dasar kayu. Dengan total lubang di atas papan adalah 16.

Dengan 7 lubang pada masing-masing sisinya dan saling berhadapan, pemain diharuskan untuk ‘menembak’ biji lawan yang masih ada di dalam lubang papan.

Pada awal permainan, masing-masing lubang itu terisi 7 biji congklak. Setelah suwit, pemain bisa langsung mengambil biji dari lubang congklak itu sendiri dan meletakkannya satu per satu hingga biji yang ada dalam genggaman habis.

Permainan tradisional tersebut dianggap selesai jika sudah tidak ada lagi biji di atas papan yang bisa diambil untuk dimainkan.